Hambar.
Memang ada sebuah rasa, tapi tidak bisa dirasa. Seperti halnya dengan kita. Kita
ada, tapi tidak dianggap ada. Kau semakin lambat. Lambat dalam segala hal. Semua
yang ku sukai tiba – tiba kini kau anggap biasa. Aku juga sangat menyukai
pertemuan. Tentu itu membuatku sangat bahagia. Namun kali ini, aku telah
terbiasa dengan perasaan yang kau anggap biasa saja. Tentu aku sangat paham
sekali, kau tipekal orang yang tak mau ambil pusing. Tapi ada kalanya kau mampu
menghargai perasaan bahagia atas kehadiranmu dari orang yang selalu
merindukanmu.
Semenjak kala itu aku tau beberapa
hal yang sangat berharga untuk aku dapati saat ini. Mungkin sekarang aku telah
bisa menaklukan jarak antara kita. Ya. Memang aku sadari dengan sepenuh hati
kita memang tak selamanya tetap harus berdua bukan? Ada saatnya kita sibuk
dengan dunia kita sendiri. Ada saatnya kita meluangkan waktu berdua dengan
senyum merona tulus dari hati. Namun sekarang musuhku bukan lagi jarak,
melainkan waktu. Aku tau, kita berbeda. Aku tau, kita tak pernah bisa seperti
mereka. Tapi apa kau sadari, justru karena kita beda bukankah kita harus
mempunyai cara berbeda untuk memaknai setiap perjumpaan kita? Aku sama sekali
tidak bermaksud untuk membandingkan segala hal yang orang lain punya. Sama
sekali tidak. Aku bukan tipe orang yang mengambil kesimpulan dalam hal secara
fisik. Aku menyayangimu dengan segenap hati. Aku bahkan rela membiarkan rasa
rinduku agar kau tidak mengetahui aku disini menginginkan kehadiranmu.
Aku
cuma butuh hal yang bisa membuatku tenang berada disampingmu. Yang bisa membuatku
bahagia berada dalam dekapmu. Dan sekarang aku mulai goyah akan keyakinanku
padamu. Karna sekarangpun kau seolah – olah menganggapku baik – baik saja tanpa
hadirmu. Tentu wajar saja kau berpikiran seperti itu, karna setiap waktu yang
kau punya untukku kau berikan kepada orang selain aku. Apa kau pernah tau apa
mauku? Apa kau pernah mewujudkan apa yang aku inginkan terhadapmu? Tentu kau
tak pernah mau dan tak akan mau tau tentang hal – hal sederhana yang dulu kau
pernah berikan untukku. Aku masih ingat betul setiap kali aku melihatmu
tersenyum aku bahagia. Aku masih ingat betul waktu – waktu yang pernah kita
nikmati bersama. Dan semenjak itu aku menyadari kau telah memberikan hal
terindah yang tak pernah bisa terulang lagi, yaitu waktu.
Namun
sekarang kita sudah berbeda. Oh tidak, maksutku bukan kita, tetapi kau. Kau tidak
membiarkan aku melukis senyummu lagi. Kau tidak membiarkan aku bahagia karnamu
lagi. Dan kau tak membiarkan waktu untuk menjumpai kita lagi. Setiap ada masalah
aku merasa hal ini sia – sia. Karna setiap masalah harus diselesaikan dengan
perjumpaan bukan?
Kepadamu, aku mencoba mengikutimu - ID
BalasHapusDitunggu tulisan inspiratifnya
BalasHapusApikkk 😔♥
BalasHapusApikkk 😔♥
BalasHapus